Jamaluddinmenyampaikan, partsipasi merupakan hal yang esensial dalam negara demokrasi. Oleh karena itu untuk mewujudkan partisipasi politik, setidaknya ada tigal hal yang harus diperhatian. Pertama, harus ada kompetisi dalam arti jabatan-jabatan public harus dikompetisikan. Kedua, partisipasi dalam rangka mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Nama Tika WidiyastutiNPM 2010103047Kelas K1 ManajemenTugas Pendidikan KewarganegaraanMembuat Opini"Pentingnya Pendidikan Demokrasi Di Kalangan Mahasiswa "Pendidikan demokrasi sangat penting bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama bagi kalangan mahasiswa. Bagaimana tidak, dengan adanya demokrasi akan mendukung mahasiswa dalam bersikap dan berperilaku baik di lingkungan keluarga, kampus, maupun masyarakat. Dalam hal ini mahasiswa berperan penting dalam menjaga keutuhan NKRI dengan mampu menjalankan demokrasi yang benar. Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan di lingkungan kampus akan mendorong mahasiswa untuk bersikap kritis terhadap demokrasi yang ada di Indonesia. Dengan adanya pendidikan demokrasi ini, mahasiswa akan diberikan pembelajaran mengenai bagaimana demokrasi di Indonesia, maka nantinya diharapkan mahasiswa akan mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk melaksanakan demokrasi yang baik sehingga mahasiswa dapat menjadi warga negara yang demokratis. Pendidikan demokrasi yang baik perlu mengembangkan keterampilan mahasiswa baik itu keterampilan individu, intelektual, maupun sosial. Dalam hal ini pendidikan demokrasi di kalangan mahasiswa dilaksanakan dengan membimbing mahasiswa agar dapat bersikap dewasa agar nantinya dapat mengamalkan nilai-nilai demokrasi dengan benar. Demokrasi sangat penting mengingat akhir-akhir ini marak kasus yang melibatkan mahasiswa di dalamnya. Perlu adanya pendidikan demokrasi yang lebih menekankan lagi terhadap perilaku mahasiswa. Dengan pendidikan demokrasi yang baik dan benar diharapkan akan membentuk jiwa mahasiswa yang demokratis yang akan berdampak baik terhadap kehidupan mahasiswa baik di masa sekarang maupun di masa saja di dalam kehidupan kampus mahasiswa akan taat dan patuh terhadap tata tertib di kampus. Karena dengan pendidikan demokrasi yang sudah diberikan, mahasiswa akan saling menghormati baik antar mahasiswa maupun dosen. Mahasiswa akan menghargai terhadap pendapat masing-masing karena mereka paham bahwa mereka perlu bersikap demokratis dengan menghargai pendapat lain seperti dalam berdiskusi saat mendapatkan tugas berkelompok, mahasiswa akan berdiskusi dan mencari jawaban yang paling benar berdasarkan pendapat masing-masing anggota kelompok tanpa adanya rasa memaksakan pendapat individu. Dalam berdiskusi kelompok yang dilakukan oleh mahasiswa saat mereka mendapatkan tugas kelompik. Mahasiswa akan mendiskusikan permasalahan yang mereka bahas dan mencari solusi serta jawaban yang paling proses diskusi tersebut tentunya mereka memiliki hak yang sama dalam mengungkapkan pandangan dan pendapat mereka tentang persoalan yang dibahas. Dari situ mereka akan mencari jawaban terbaik tanpa memaksakan pendapat masing-masing karena tujuan diskusi ini adalah untuk menyelesaikan masalah bersama. Dari situ mereka dapat belajar bagaimana cara melakukan demokrasi secara baik dengan mementingkan kepentingan bersama diatan kepentingan pribadi. Maka dari itu sangatlah penting adanya pendidikan demokrasi di kalangan mahasiswa, karena dengan adanya pendidikan ini bisa membentuk karakter dan kepribadian para mahasiswa agar menjadi pribadi yang demokratis dan memiliki rasa toleransi yang tinggi. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Demokrasimerupakan suatu sistem pemerintahan yang dirancang dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang bersumber pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu sendiri. Pancasila mengandung cita-cita dan pedoman dasar bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pentingnya pendidikan demokrasi pada anak dalam penerapan nilai nilai demokrasi. Tentunya pendidikan sangatlah penting bagi anak entah itu pendidikan akademik maupun non-akademik. Di masa yang serba modern ini banyak perubahan dari waktu ke waktu, untuk itu pendidikan sangat penting untuk anak agar dapat mengetahui perkembangan dan perubahan yang ada. Pendidikan demokrasi itu sendiri adalah semacam bentuk bimbingan yang di lakukan kepada anak agar lebih dewasa untuk berdemokrasi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan bimbingan pada anak tentang pendidikan demokrasi salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi, mengenalkan nilai nilai yang ada pada demokrasi. Di sekolah pendidikan demokrasi juga bisa di berikan pada saat pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pada saat ini banyak anak yang enggan untuk mengikuti berbagai sosialisasi bahkan saat proses mengajar pun banyak anak yang tidak memperhatikan. Hal tersebut sudah tidak asing lagi untuk di dengar karena banyak anak yang memilih bermain game dan semacamnya. Faktor yang sering terjadi pada saat pembelajaran di sekolah diantaranya, metode pengajaran yang kurang menarik atau anak tersebut jenuh dengan penjelasan yang di sampaikan. Untuk itu dibutuhkan metode pengajaran yang menarik sesuai dengan keseimbangan pertumbuhan pada anak. Nilai nilai demokrasi diajarkan pada anak mulai sejak dini, agar apabila anak tersebut sudah beranjak dewasa akan lebih mengetahui nilai nilai demokrasi tersebut. Penerapan nilai nilai demokrasi bisa di terapkan dalam kehidupan sehari hari. Penerapan nilai nilai pendidikan demokrasi bisa di terapkan dalam lingkup keluarga. Anak dibiasakan disiplin waktu entah itu pada saat waktu bermain, belajar, maupun pulang sekolah. Penerapan nilai nilai demokrasi bisa dilakukan dengan cara pertama, mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan yang ada. Dengan memberitahu kepada anak bahwa adanya perbedaan itu bukanlah suatu hal yang salah. Contohnya keluarga lebih tepatnya orang tua memberi pengertian kepada anak apabila ada temannya yang berbeda agama, dengan cara memberi pengertian bahwa anak harus menghargai agama temannya yang berbeda. Tidak boleh mengolok olok agama temannya, memberi pengertian bahwa mengolok olok itu bukanlah suatu tindakan yang terpuji melainkan tindakan yang tercela. Kedua, dengan cara mengajarkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. Kedisiplinan di ajarkan supaya anak dapat mengatur waktu dengan baik dan benar. Begitu juga dengan rasa tanggung jawab, anak akan mendapat tugas dari sekolah untuk itu anak diajarkan bertanggung jawab akan tugas yang di berikan dengan cara mengerjakannya. Ketiga, dengan cara memberi contoh yang baik. Misalnya kakak memberi contoh yang baik terhadap adiknya. Dan yang keempat yaitu dengan cara tidak menghakimi, contohnya apabila ada teman yang sedang bertengkar sebaiknya diberi pengertian agar tidak menghakimi salah satu pihak entah itu yang salah ataupun yang tidak salah. Dengan adanya pendidikan demokrasi maka akan lebih mudah membentuk generasi muda yang paham akan demokrasi dengan keteguhan terhadap nilai nilai yang ada dalam demokrasi. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Mengapaperlu adanya Inovasi Pembelajaran. Proses pembelajaran berkelanjutan sangat membutuhkan adanyainovasi pembelajaran yang mencakup discovery, invention, dan innovasion. Lebih ditekankan pada innovasion karena inovasi erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Di mana proses pembelajaran melibatkan manusia (siswa dan guru) yang memiliki
“Budaya Demokrasi Pendidikan di Lingkungan Sekolah” Demokratisasi artinya proses menuju demokrasi. Demokratisasi pendidikan mengandung arti, proses menuju demokrasi di bidang pendidikan. Disamping unsur kebebasan dalam berinteraksi, demokratisasi pendidikan juga mensyaraktkan komunikasi yang dialogis dengan dua aspek yang inhern, yaitu 1. Komunikasi berlagsung ke segala arah, dan bukan hanya bersifat satu arah yaitu dari pendidik ke peserta didik top down 2. Arus komunikasi berlangsung secara seimbang, yakni antara pendidik dan peserta didik dan juga antar peserta didik. Sehingga pada akhirnya, model komunikasi berlangsung secara 3 arah pendidik – peserta didik-antar peserta didik, maka sumber belajar bukan hanya terletak pada pendidik melainkan juga peserta didik dan pengajaran tidak melulu bersifat top- down, namun perlu diimbangi dengan bottom-up. Adapun inti dari demokrasi adalah kebebasan, persamaan hak, keadilan musyawarah dan tanggung jawab. Demokratisasi pendidikan merupakan proses pembelajaran seluruh civitas akademika untuk memajukan pendidikan. Kalau dalam politik ada rakyat, maka dalam pendidikan ada peserta didik. Pendidikan yang demokratis berarti melibatkan murid secara aktif dalam seluruh proses pendidikannya student- centersed-student active learning. Bukan sebaliknya, berpola top down, yakni berpusat pada guru teacher centered sehingga murid berperan sebagai objek didik, atau sebagaimana dikatakan oleh paulo freire dengan istilah banking syistem education atau pendidik gaya bank dimana murid didibaratkan sebagai celengan yang bersifat koin. Adapun bentuk – bentuk demokrasi pendidikan adalah 1. kebebasan bagi pendidik dan peserta didik yang maksudnya kebebasannya meliputi kebebasan berkarya, mengembangkan potensi dan berpendapat 2. persamaan peserta didik dalam pendidikan dimana peserta didik yang masuk di Lembaga pendidikan tidak ada perbedaan derajat atau martabat, karena penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dari pendidik 3. penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan, misalnya pendidik dalam memberikan hukuman kepada peserta didik harus yang bersifat mendidik karena dengan cara demikian akan tercipta situasi dan kondisi yang demokratis dalam proses belajar mengajar Pendidikan yang demokratis menerapkan sistem andragogi. Sistem ini menuntut keaktifan siswa untuk berbuat learning by doing. Di sini murid diberi umpan dan kail, kemudian dibimbing untuk mencari ikan sendiri. Jadi bukan langsung diberi ikan tanpa proses pemancingan. Proses pendidikan yang menekankan pentingnya nilai-nilai kebebasan dan demokrasi inilah yang menjadikan pendidikan bernuansa humanis. Perlakuannya menggunakan pendekatan humanistik. Kebebasan menimbulkan kreativitas. Kreativitas merupakan proses mental dan kemampuan tertentu untuk “mencipta”. Kreativitas adalah proses pemikiran terhadap sesuatu masalah yang darinya dapat dihasilkan gagasan baru yang sebelumnya tak terpikirkan. Kreativitas juga berarti sebagai proses interaktif antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang kreatif dapat terlihat dari kemampuannya mengatasi masalah problem sensitivity, mampu menciptakan ide alternatif untuk memecahkan masalah idea fluency, mampu memindahkan ide dari satu pola pikir ke pola pikir yang lain idea flexibility. Orang yang kreatif pun dapat dilihat dari kemampuannya untuk menciptakan ide yang asli idea originality. Seluruh kemampuan pengembangan ide dan sensitivitas terhadap persoalan yang merupakan ciri kreatif tersebut tak dapat terbentuk bilamana dalam diri seseorang terjadi tekanan dan pembatasan atas kebebasannya. Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku. b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani. c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah. d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis. e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis. f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab. i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun. Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran utama dalam menumbuhkan budaya demokrasi di kalangan pelajar. Oleh karena itu, sekolah harus menampilkan budaya demokratis dalam pengelolaan pendidikannya. Sekolah juga menjadi tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku demokratis. Teori mengenai demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat menerapkan teori yang telah dipelajari di sekolah Adapun contoh pelaksanaan budaya demokrasi di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut Pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah Pembagian tugas piket yang merata Interaksi dan komunikasi yang lancar antara guru, siswa, dan orang di lingkungan sekolah Pelaksanaan upacara dengan bergantian Menghadiri acara yang diadakan sekolah Ikut berpartispasi dalam OSIS Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan. Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. Hadir disekolah tepat waktu Membayar SPP atau iuran wajib sekolah Menggunakan waktu istirahat untuk kegiatan yang positif Menghindari perkataan yang menyakitkan hati guru atau teman Tidak membuat gaduh ketika pelajaran berlangsung Dalam Pelaksanaan budaya demokrasi yang umumnya diterapkan di sekolah adalah melalui wadah Organisasi OSIS, pemilihan kepengurusan OSIS. Dimana OSIS adalah suatu wadah organisasi yang diperuntukkan untuk siswa. Dimana hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran nyata dalam berpolitik secara demokratis pada tataran sekolah. Pelaksanaan pemilihan kepengurusan OSIS sudah menerapkan budaya demokrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari pelaksanaan pemilihan yang berasaskan luber dan jurdil serta pelaksanaan yang mencerminkan kultur/ budaya demokrasi. Disamping itu dalam sistem pemilihan kepengurusan OSIS adalah adanya keleluasaan untuk mengemukakan pendapat pada saat musyawarah. Adapun juga dalam setiap kegiatan OSIS pasti akan terjalin kerjasama yang baik antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan sekolah, terjalinnya interaksi antara siswa dengan guru seperti ketika tahun ajaran baru, dimana setiap sekolah – sekolah mengadakan kegiatan masa orientasi siswa MOS dan yang mengurusi selama kegiatan tersebut berlangsung biasanya adalah anak – anak OSIS, disamping itu juga dalam OSIS ada berbagai seksi-seksi seperti seksi PHBI dan sebagaianya yang mana setiap seksi-seksi menjalankan kegiatannya masing-masing yang berbeda antara satu seksi dengan seksi lainya. Dalam membahas setiap kegiatan itu anggota OSIS akan berunding dengan pihak guru sehingga akan ada interaksi langsung antara siswa dan guru. Dalam kegiatan organisasi, setiap pengambilan keputusan pun hendaknya dilakukan dengan menerapkan budaya demokratis. Permusyawaratan hendaknya dijalankan dengan tertib, teratur, dan menampung semua aspirasi peserta musyawarah. Di dalam musyawarah, hendakya diutamakan upaya mencapai kesepakatan, agar dapat diterima oleh semua pihak. Pengendalian diri juga menjadi unsur penting dari budaya demokrasi. Karena itu, sama halnya dengan demokrasi, sikap mengendalikan diri diri juga harus menjadi jalan hidup, atau prinsip yang menjiwai tindakan kita dalam segala bidang kehidupan. Sikap mengendalikan diri juga dapat dipelajari, dibiasakan dan perlu untuk kita kembangkan. Kita perlu belajar secara sungguh-sungguh dan berupaya keras membiasakan diri agar selalu bersikap dan berperilaku terkendali. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Melalui OSIS yang merupakan wadah organisasi yang diperuntukkan untuk siswa dan dalam kegiatan OSIS sendiri itu sudah bisa mencerminkan kultur budaya demokrasi khususnya dalam ruang lingkup sekolah.
JelaskanSoko Guru Demokrasi Universal, Kunci Jawaban Uji Kompetensi BAB 2 Halaman 75 Kelas 11 SMA PPKN. menu. Kemendikbud RI edisi revisi 2017 ini digunakan untuk siswa dalam proses belajar. Perlu diingat ya adik adik bahwa jawaban dibawah ini hanya sebagai tambahan referensi dalam belajar saja. demokrasi adalah istilah politik yang
DALAM kehidupan sehari-hari, banyak sekali permasalahan yang dihadapi dan butuh penyelesaian dengan baik. Banyak cara yang digunakan untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. Disini penulis sebagai guru PPKN di SMP Negeri 3 Kendal untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam demokrasi pancasila diantaranya mengalami perbedaan, menjunjung persatuan dan kesatuan, mengutamakan musyawarah untuk mufakat dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan ciri khas demokrasi pancasila lebih bersifat kekeluargaan dan sangat menghargai hak-hak asasi setiap orang dan menjamin hak minoritas masyarakat. Penulis disini sebagai pengajar memberi contoh pada peserta didik untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila di sekolah contohnya disini mengenai mengakui perbedaan, bahwa peserta didik ditanamkan untuk mengakui perbedaan itu suatu indah di Negara kita Indonesia, karena di Indonesia banyak keberagaman yang ada di negara ini, tidak ada di Negara lain sehingga kita sebagai warga Negara Indonesia patut merasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Keberagaman disini mengenai perbedaan suku, ras, agama, bahasa dan lain-lain. Juga mengenai keberagaman social budaya, ekonomi maupun gender. Dengan banyaknya keberagaman yang dimiliki bangsa kita, peserta didik lebih saling menghormati dan menyayangi serta menyinergikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan yang ada di sekitar kita. Penulis sebagai pengajar PPKN di SMP Negeri 3 Kendal dalam memberi pengajaran tunas memotivasi peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat walau kita berasal dari latar belakag yang berbeda kita harus terus pupuk persatuan dan kesatuan bangsa supaya tercipta keindahan harmoni yang mampu untuk merekatkan berbagai perbedaan. Dengan menanamkan nilai-nilai demokrasi pada peserta didik di sekolah untuk menjunjung nilai persatuan dan kesatuan pada peserta didik di sekolah contohnya dalam penyelesaian suatu masalah di kelas kalau ada masalah harus diselesaikan dengan cara musyawarah contohnya dalam pemmilihan pengurus kelas, pemilihan OSIS itu juga melalui pemilihan secara demokratis. Sehingga tercipta nilai-nilai demokrasi yang baik. Sehingga di sini peserta didik tahu manfaat dari demokrasi yang benar dan baik yang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila sehingga kelak peserta didik nanti bisa diterapkan didalam lingku ngan masyarakat bagaimana demokrasi dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak menyimpang dari nilai–nilai luhur demokrasi pancasila. Di sini penulis memberi contoh pada peserta didik mengenai demokrasi yang menyimpang dari nilai-nilai pancasila contohnya demokrasi yang anarkis yang merusak fasilitas umum milik pemerintah untuk kepentingan masyarakat dirusak, dalam menyampaikan aspirasi masyarakat mengganggu kepentingan masyarakat. Demokrasi juga menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang perlu kita tanamkan pada peserta didik kita. Tapi dimasa pandemic ini penulis sebagai pengajar mata pelajaran PPKN merasa sedih tidak bisa tatap muka untuk memberi contoh secara langsung nilai-nilai demokrasi pancasila yang baik pada peserta didik. Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi menjadi sikap dan budaya demokrasi yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh peserta didik. Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai yang sangat diperlukan untuk mengembangkan sikap yang demokratis. Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi perlu terus kita tanamkan dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam dilingkungan manapun kita berada. Penulis sebagai pengajar ters menananmkan dan memberi motivasi pada peserta didik untuk terus selalu menanamkamn nilai-nilai luhur pancasila pada peserta didik. Semoga anak didik kita kelak menjadi pemimpin yang jujur, adil, penuh tanggungjawab dan demoksratis. Penulis juga mengingatkan demokrasi tidak jhanya dilingkungan Negara, tapi sejak dini sudah kita ajarkan nilai-nilai demokrasi pancasila pada anak kita didalam lingkungan keluarga, itu awal pengajaran demokrasi pancasila pada peserta didik kita. S Diakhir penulis terus menanamkan sikap demokratis sebagai budaya bangsa Indonesia yang tertanam sejak lama pada peserta didik supaya terus kita pertahankan nilai-nilai luhur demokrasi pancasila dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada. */zal Guru SMP Negeri 3 Kendal
eGKGHn. 62bbc6cihl.pages.dev/38862bbc6cihl.pages.dev/6762bbc6cihl.pages.dev/13262bbc6cihl.pages.dev/45262bbc6cihl.pages.dev/12762bbc6cihl.pages.dev/7162bbc6cihl.pages.dev/58662bbc6cihl.pages.dev/249
jelaskan mengapa siswa sma perlu mengembangkan budaya politik demokrasi